Dipublikasikan pada: 30 Desember 2025
Temukan pengalaman magis menyaksikan Ramayana Ballet Prambanan—sendratari legendaris yang digelar rutin tiga kali seminggu dengan latar megah Candi Prambanan. Simak jadwal, pengalaman penonton, hingga fakta menarik dari panggung budaya ini.
Pengalaman Ikonik Menonton Ramayana Ballet Prambanan
Kalau kamu lagi berkunjung ke Candi Prambanan, wajib banget nyempetin nonton Ramayana Ballet Prambanan. Pertunjukan sendratari klasik yang membawakan kisah epik Ramayana ini digelar di panggung terbuka pada malam hari, dengan latar Candi Prambanan yang megah—bener-bener bikin suasana dramatis dan unforgettable.
Pertunjukan ini berlangsung rutin setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 19.30 WIB. Banyak wisatawan—baik lokal maupun mancanegara—yang sudah antre sejak beberapa menit sebelum pertunjukan dimulai. Penonton diarahkan masuk ke kelas yang berbeda mulai dari VIP, Special, hingga kelas I dan II.
Tepat pukul 19.30, aturan menonton diumumkan melalui pengeras suara. Dua pembawa acara kemudian memberi pengantar cerita dalam bahasa Indonesia dan Inggris sebelum sendratari dimulai.
Kisah Legendaris Rama dan Sita
Sendratari ini terinspirasi dari relief Ramayana yang terukir di Candi Prambanan. Inti ceritanya berpusat pada usaha Rahwana merebut Sita dari Rama.
Cerita dibuka dengan sayembara Raja Janaka untuk mencari pendamping Sita—yang akhirnya dimenangkan oleh Rama. Dalam perjalanan di Hutan Dandaka, Sita terpikat oleh kijang kencana, yang ternyata jelmaan Marica, utusan Rahwana. Ketika Rama mengejar kijang tersebut, Rahwana menculik Sita dan membawanya ke Alengka.
Di sana, Rahwana berusaha membujuk Sita, namun selalu ditolak. Konflik memuncak saat Rama berusaha merebut kembali istrinya dibantu pasukan kera yang dipimpin Hanuman.
Panggung Terbuka & Bantuan Visual
Panggung amphiteater membuat penonton bisa melihat pertunjukan dari berbagai sudut. Di bagian depan panggung, para pemain gamelan menambah kesan autentik.
Meskipun tanpa dialog, penonton tetap bisa mengikuti cerita berkat teks yang ditampilkan di layar kanan dan kiri panggung—tersedia dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Meski begitu, ada beberapa adegan yang tidak ikut dijelaskan di layar sehingga kadang bikin penonton sempat kebingungan.
Secara keseluruhan, tata cahaya, musik, dan gerakan penari menghadirkan pengalaman budaya yang penuh emosi.
Ratusan Penari Terlibat
Setiap pertunjukan Ramayana Ballet Prambanan melibatkan sekitar 900 penari, mulai dari anak-anak usia 5 tahun hingga dewasa usia 70 tahun. Mereka berasal dari berbagai grup, seperti Yayasan Roro Jonggrang, Wisnu Murti, Guwa Wijaya, dan lainnya.
Satu grup biasanya memiliki sekitar 19 penari putri, 37 penari putra, 15 pengrawit, serta beberapa wiraswara. Persiapan dilakukan sekitar satu bulan sebelum pementasan perdana, lalu berlanjut sesuai jadwal rutin.
Selain kisah Ramayana, khusus hari Jumat ditampilkan pertunjukan Sinta Obong dan Legenda Roro Jonggrang. Sebelum pandemi, setiap bulan purnama juga ada pementasan edisi khusus seperti Sinta Hilang, Hanoman Obong, dan Kumbokarno Gugur. Namun saat ini episode-episode tersebut belum kembali ditampilkan.
Pertunjukan yang Selalu Dipadati Penonton
Ramayana Ballet Prambanan selalu menarik wisatawan lokal maupun internasional. Setiap pementasan di panggung terbuka mampu menarik 700–800 penonton. Tiketnya pun mudah diakses sehingga cocok dimasukkan ke itinerary wisata budaya di Yogyakarta.