Wayang Orang Kalahkan Campursari? Ini Fakta Tren Budaya Jawa Sekarang

Gambar Artikel

Dipublikasikan pada: 3 Desember 2025

Budaya Jawa makin populer di era digital. Data dari Channel Jowo menunjukkan wayang orang menjadi tontonan paling digemari, mengalahkan campursari. Simak fenomena lengkapnya.

Budaya Jawa Sedang Naik Lagi—Beneran!

Siapa bilang budaya Jawa itu “kolot” atau hanya diminati orang tua? Ternyata, justru di era digital sekarang, masyarakat—termasuk generasi muda—mulai banyak mencari dan menikmati konten budaya Jawa.

Fenomena ini terlihat dari data milik Channel Jowo, platform yang fokus menampilkan konten budaya Jawa secara konsisten. Dari sinilah mulai kelihatan tren baru yang cukup mengejutkan.

Wayang Orang Paling Diminati, Bikin Kaget Banyak Orang

Selama ini banyak yang mengira konten budaya paling populer adalah lagu-lagu campursari. Wajar, karena lagu Jawa memang sering viral di TikTok dan banyak diputar ulang di berbagai platform. Tapi hasilnya beda banget.

Menurut penjelasan Groto Triatno, CEO Channel Jowo, wayang orang justru menjadi tontonan dengan rating share tertinggi, mengungguli berbagai jenis konten budaya lainnya. Sementara itu, campursari hanya berada di posisi lima besar.

Data ini membuktikan satu hal penting: Budaya Jawa tidak redup—ia hanya butuh kemasan baru agar relevan untuk generasi sekarang.

Konten Budaya Lain Juga Ikut Naik Pamor

Yang menarik lagi, bukan hanya wayang orang yang diminati. Program budaya lainnya juga makin banyak peminatnya, seperti sinden, wayang kulit, sastra Jawa, tembang Jawa, hingga acara budaya tematik.

Artinya, semakin banyak masyarakat yang ingin mengenal cerita, filosofi, dan keindahan budaya Jawa dalam format yang lebih modern.

Kenapa Budaya Jawa Bisa Populer Lagi?

Ada beberapa penyebab utama mengapa fenomena ini terjadi, antara lain:

1. Visual dan Storytelling Makin Modern

Konten budaya sekarang dibungkus dengan editing yang rapi, angle sinematik, dan narasi yang relatable buat anak muda.

2. Media Sosial Membuka Ruang Baru

TikTok, Instagram, dan YouTube jadi sarana mengenalkan budaya lewat format singkat dan mudah dicerna.

3. Masyarakat Craving Hal Autentik

Di tengah generasi yang serba cepat, budaya tradisional memberi rasa “akar”, identitas, dan nostalgia.

4. Kreator Budaya Makin Inovatif

Banyak seniman muda membuat versi modern dari pertunjukan klasik tanpa meninggalkan nilai utamanya.

Tanda Positif untuk Pelestarian Budaya

Fenomena ini menunjukkan bahwa budaya Jawa masih memiliki tempat khusus di hati masyarakat. Bahkan, saat dikemas kekinian, justru semakin mudah diterima oleh generasi muda.

Ini menjadi momentum penting untuk terus melestarikan budaya Jawa dan memastikan ia tidak hanya bertahan, tapi tetap tumbuh di masa depan.